Wednesday, October 07, 2009

[media-bali] News release : Balawan The Magic Finger lives! @ Sector Bar

 

News Release

CONTACT PERSON:

Grace Jeanie

(Public Relations Manager)

Phone                 : 287733

Fax                     : 285488

Mobile Phone      : 081-735-1312

==================================================================

·        The Magic Finger di Sector Bar-Restaurant-lounge & event house

BALAWAN BAKAL HIPNOTIS PENGGEMAR JAZZ BALI

 

WOW !! Mungkin itu komentar yang tepat ketika menonton kepiawaian I Wayan Balawan memainkan ­gitar. Bak tuts piano, gagang dan senar gitar di­ketuk-ketuk (tapping technique) hingga menghasilkan ­irama jazz yang unik.

Itulah yang akan ditampilkan Balawan dan Batuan Ethnic Fusion untuk meramaikan panggung kolaborasi Bali Jazz Community (selanjutnya disebut BJC-red-) dan Sector Bar-Restaurant-Lounge & Event House Sanur Bali, Rabu (7/10).

Selama lebih kurang satu jam, Balawan yang memiliki nama lengkap I Wayan Balawan ini bersama kelompok Batuan Ethnicnya bakal menampilkan sedikitnya 10 lagu diantaranya Bird Song dan See Soon. Tak hanya itu, pria kelahiran Gianyar 37 tahun lalu ini bakal mengajak pengunjung untuk ikut apresiasi di atas panggung. 

"Saya pengen jazz berkembang di Bali dan agar lebih banyak lagi musisi jazz yang muncul terutama gitaris jazz. Karena gitaris jazz di Bali tidak banyak. Makanya kenapa saya mendukung Bali Jazz Community karena oranisasi musik itu perlu ada dukungan dan kalau tidak dari musisinya terlebih dahulu, siapa lagi," ujar Balawan, yang juga salah seorang pendiri Bali Jazz Community ini.

Sementara itu, acara Special Wednesday Jazz yang dimotori oleh Sector Bar-Restaurant-Lounge & Event House dan BJC yang digelar setiap bulan sekali di Sector Bar-Restaurant-Lounge & Event House telah berlangsung sejak 25 April 2009 lalu sekaligus sebagai tanda dibentuknya Bali Jazz Community.

Sejumlah musisi Bali dan mancanegara diantaranya Rio Sidik, Yuri Mahatma, Eric Sondhy, Marcus Williams, Dian Karran, Pierre, Bertha, David Ades, Yokohama Jazz orkestra pernah ikut meramaikan panggung kolaborasi ini. "Komunitas ini sangat sederhana, prinsipnya wadah berkumpulnya musisi jazz, venue jazz, penikmat dan penggemar jazz, sekolah musik dan siapa pun yang tertarik untuk bergabung bersama kami," ujar Grace Jeanie, Public Relations Manager Sector sekaligus coordinator BJC ini. Untuk saat ini tercatat 60 member dari berbagai kalangan mulai anak sekolah, musisi, jazz venue, pengusaha, media hingga pegawai negeri sipil. (*)

PROFIL I WAYAN BALAWAN
I Wayan Balawan lahir di Gianyar, Bali pada 9 September 1972. Mulai bermain gamelan pada usia 8 tahun dan mulai belajar gitar pada usia 12 tahun. Pada tahun 1993, Balawan mendapat beasiswa untuk belajar di Australian Institute of Music di Sydney selama 3 tahun.
Beberapa tahun belakangan ini Balawan mulai mendalami teknik bermain gitar yang dikenal sebagai touch technique (tapping technique) dengan menggunakan 8 jari yang menyerupai piano. Dimana tangan sebelah kiri berfungsi memainkan kord dan bass sedang tangan kanan memainkan melodi. Balawan membentuk Batuan Ethnic Fusion yang mengusung eksplorasi musik tradisional Bali.

Petikan wawancara tentang Balawan dikutip dari Tabloid Nova.
Sejak kapan Anda belajar main gitar?

Umur delapan tahun. Awalnya kakak perempuan saya suka main gitar. Teman-temannya sering datang ke rumah, jadi saya ikutan belajar dari teman kakak. Waktu SD saya pernah buat band rock. Membawakan lagu-lagunya Beatles, Rolling Stones, Deep Purple.

Sebagai orang Bali, darah seni pasti kental dalam keluarga Anda.
Ya, tapi hanya saya yang menekuni gitar. Ayah saya lebih ke ukiran dan patung.

Teknik bermain gitar Anda tak biasa.
Saya ingin sesuatu yang beda. Kalau sudah bermain gitar sejak kecil, pasti ingin yang baru. Kalau tidak, pasti akan cepat bosan. Awalnya saya melihat pemain bas yang bermain seperti itu, lalu saya coba-coba sendiri dan kembangkan lagi.

Anda lebih terkenal di Australia dan Eropa ketimbang di Indonesia?
Saya kuliah di Australian Institute of Music selama tiga tahun, tapi tinggal di Australia selama lima tahun. Setelah lulus, saya sempat mengajar di kampus. Selain itu, di sana sering ada pertunjukkan, saya pun ikut bermain. Sekitar tahun 1996 saya sempat kembali ke Indonesia, tapi tren lagu Indonesia tidak sesuai dengan musik saya. Dulu saya dianggap manusia paling aneh. Sehingga saya sering tampil di luar negeri.
(Putra kelima dari tujuh bersaudara ini baru saja kembali dari International Guitar Festival 09 Road Tour di Kota Mainz, Edenkoben, Berlin, dan Norwegia. Festival ini merupakan wadah pertemuan gitaris dari setiap benua untuk unjuk kebolehan bermain gitar dengan ciri khas tersendiri. Setiap benua mengirimkan satu kontingen dan Balawan mewakili Asia)

Apa yang paling menarik dari festival yang baru saja Anda ikuti?
Saya mendapatkan banyak pengalaman. Saya sampai terkesima melihat pemain gitar dari negara lain. Mereka hanya memainkan gitar akustik, tapi hasilnya sudah sebagus itu. Dari segi profesionalisme, permainan, dan teknik, Indonesia jelas kalah jauh dari negara lain. Saya menyayangkan kenapa di Indonesia tidak ada ajang seperti ini untuk mengasah kemampuan generasi muda.

Bagaimana apresiasi penonton Indonesia terhadap musik Anda?
Orang Indonesia, terutama orang Jakarta, tuh, kadang cuma senang rame-ramenya. Paling dari 100 persen yang datang ke konser, hanya 20 persen saja yang benar-benar menikmati musiknya. Sisanya cuma pengen ngeceng sama teman-temannya. Saya sering banget main di Jakarta yang penontonnya malah sibuk ngobrol, kalau yang lain tepuk tangan, ikut tepuk tangan, lalu ngobrol lagi. Saya jadi malas mainnya.
Penggemar saya kebanyakan para pemain musik pula. Kalau ibu-ibu hanya ingin foto bareng.

Omong-omong, melihat cincin yang melingkar di jari manis, sepertinya Anda sudah ada yang "punya", ya?
Saya baru tunangan, baru sebulan. Rencananya mau menikah tahun depan.
(Sepanjang wawancara Balawan memang ditemani oleh sosok perempuan berparas ayu yang mengenakan cincin serupa. Wanita yang enggan disebutkan namanya itu adalah manajer sekaligus calon pendamping hidup Balawan. Wanita berdarah Bali itu mengaku berkenalan, saat menonton Balawan bermain gitar di News Café Jakarta tahun 2004).

Berencana menikah di mana?
Di Bali. Kemanapun saya pergi, pasti akan pulang ke Bali lagi. Sama seperti saudara-saudara saya, semuanya sudah keliling (dunia), tapi pada akhirnya kembali lagi ke Bali. Cuma cari pengalaman saja. Sekali-kali kita lah yang menjajah negeri orang.

Impian apa yang ingin dicapai selanjutnya?
Impian saya sebenarnya ada di album terbaru saya (album ke-5, See You Soon). CD dan DVD-nya merupakan lesson bergitar. Saya memang ingin berbagi teknik saya ke orang-orang. Ini yang pertama kalinya di Indonesia. Pasti banyak yang takut karyanya dibajak jika membuat DVD lesson seperti ini, tapi saya cuek saja. Bahkan saya sendiri yang memotong-motong videonya dan memasukkannya ke internet. Ini album yang paling lengkap. Masih dalam koridor Jazz, tapi juga didukung dengan musik tradisional dan ada satu lagu ciptaan Dewiq. Album ini dibantu oleh 27 musisi, sehingga setiap lagu musisinya berbeda.
(Selain menularkan ilmu di album, putra dari I Wayan Regug-Ni Wayan Sunti ini mempunyai Bali Guitar Club. Anggotanya sekitar 200 orang).

Anda dijuluki Indonesian Guitar Hero, ada tanggapan?
Ah, itu sih relatif, ya. Sebenarnya banyak gitaris bagus di Indonesia, tapi sedikit yang berkarya. Menurut saya, tidak mengapa komersial, asalkan tetap ada idealisnya. Saya juga ingin, jika ada yang menggemari seorang gitaris, mereka harus tahu mengapresiasinya. Saya hanya ingin terus berkarya.

 

Sekilas tentang Bali Jazz Community

Bali Jazz Community (sebut BJC) didirikan 25 April 2009 oleh Ito Kurdhi, Grace Jeanie, Made Denny (FBI FM), Balawan, Rio Sidik, Standly Soewandhi, Yuri Mahatma dan IB Miswantara- Farabi (alm). Saat ini BJC digawangi oleh ;

 

Steering Committee (Tim pengarah) :

Balawan

Ayip

Gus Mis

Standly

Rio Sidik

Koko Harsoe

 

Organizing Committee (Tim pelaksana)

Koordinator   : Grace Jeanie

Bendahara     : Trianto Sutopo

   Bayu Surya

Humas                    : Jimmy Lumopa

                      Nyoman Wija

                      Genry

Program        : Ito Kurdhi

   Made Denny

                      Yuri Mahatma

                       Felix Rusli

                      Sonny Rywis

 

Sekilas tentang Sector Bar-Restaurant-Lounge & Event House

Bermula dari hand over lahan golf dari Inna Grand Balibeach Hotel tahun 2004 lalu, akhirnya PT Karya Cipta Balindo (pengelola Balibeach Golf Course) melakukan perombakan total lahan seluas 20 hektar tersebut. Kini, lapangan Golf yang biasa disebut Balibeach Golf Course tersebut berdiri dengan megah lengkap dengan fasilitas kelas bintang 5 dan dilengkapi dengan restaurant yang kini dikenal dengan Sector Bar – Restaurant – Lounge & Event House. Restaurant dengan konsep minimalis dan mampu melayani berbagai acara mulai ulang tahun hingga pernikahan dari jumlah kecil hingga lebih dari 2.000 orang ini membuat Balibeach Golf Course kian cantik dengan lengkap sebagai one stop activities.


__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments: