Politik Rai Gedheg atawa Hewan Perwakilan dan Hewan Pemerintahan Raky…. Animal Farm adalah novel George Orwell tentang perjuangan komune binatang di sebuah rumah peternakan melawan kekuasaan manusia yang menindas. Didalam kisah ini kemudian komunitas binatang terbelah antara para binatang yang mereproduksi model penindasan atau kekuasaan manusia yang menjadi musuhnya atau elitisme dalam menjalankan roda pemerintahan, kelompok pendukung suara binatang adalah suara tuhan (juga dari, oleh dan untuk hewan) dan para pengkhianat yang memihak manusia. Animal Farm dalam artikel memang sedikit beda karena ini metafora komune busuk di kancah Politik. Aktor politiknya Rai Gedheg atawa alias si Muka Tembok. Adakah Animal Farm, adalah negeri antah berantah, atau negeri yang airnya saya minum sekaligus cemari? Sekedar Catatan Dari Ruang Pamer Seni Rupa Rai Gedheg, Bentara Budaya Jakarta 21-30 Juli 2009
Selengkapnya (plus foto-foto karya perupa serta seri 2 dan 3 artikel ini) silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/kontestasi-animal-farm-dalam-politik.html ELEK YO BEN.. NDAK PUNYA MALU…. NEKAD.... NARSIS... NGONGSO Itu ciri-ciri orang yang Rai Gedhek (tebal Muka) yang akhir-akhir ini banyak terjadi di sekeliling kehidupan kita. Kemarin ada Poster wajah saya terpampang di jalan-jalan Gini Bung …. Meskipun saya kayak gini dan itu sebenarnya bukan kapasitas saya.. Itu demi eksistensi… dan kerjaan. Meski pun saya, dulu-dulunya ngak pernah eksis. Itu Cuma siapa tau...saya bisa kepilih Ya .... mau sampean bilang saya itu apa.. Itu ndak jadi soal...
Yang penting inilah saya... Saya ndak mikirkan orang lain.... Yang tak pikir hanya diri saja meskipun saya ndak punya kapasitas (jangan bilang-bilang ya bung) hidup ini harus nekad.. Untung-untungan... zamannya sudah zaman edan.. yang penting saya dapat duluan. ("Testimoni Rai Gedhek" dalam Pengantar Kurasi oleh Ong Hari Wahyu) Apakah memang ini semata soal kapasitas yang tidak memadai atau lebih kepada motif/kepentingan orang-orang yang hanya memikirkan perutnya sendiri? Apakah ini adalah kisah para kandidat yang kelewat pede atau geer, tidak memiliki kapasitas tapi berambisi, tidak bercermin diri, pemimpi yang kemudian gagal dan jadi gila, ataukah ini kisah dengan aktor utama yang lihai dengan siasat licik, manipulasi informasi, money politics. Atawa ((meminjam Alex Luthfi) "manusia yang membabikan dirinya dan kesukaannya merampas hak orang lain" ? Animal Farm atawa HEWAN P RWAKILAN RAKY dus komisi PEMILIHAN hewan (pileghe-pilpreshe, begitu ?) Seturut Alex Luthfi figur babi di dalam jagad pewayangan dikenal dengan sebutan kala srenggi, adalah binatang yang sukanya merusak dan nggawe kisruh lingkungan saja. Tahun 1995 Alex menciptakan karya-karya lukis dengan tema babi berdasi. Kala itu ia melihat kekasaran dan kekerasan sudah menjadi peristiwa lazim di negeri ini. Pemerkosaan, pembunuhan, perampasan hak dan korupsi seperti menjadi kegiatan rutin dan dihalalkan oleh sebagian bangsa ini. Fenomena inilah yang mendorong Alex menciptakan karya yang menurutnya sendiri "mungkin fulgar cenderung kasar dan terang-terangan". Manusia atau objek berkepala babi-berdasi adalah metafora dari kapitalis atau manusia yang membabikan dirinya dan kesukaannya merampas hak orang lain. Dalam pameran kali ini Alex menyumbangkan karya Coalition at Maternity Ward, dimana metafora babi kembali muncul. Dengan mengolah fenomena kebebasan berekspresi yang muncul di tembok-tembok kota, rumah, gedung dan jalan raya, gambar-gambar liar sebagai wujud jeritan hati. Maka sosok babi hitam dewasa, menggendong babi putih, serta grafiti di tembok rumah bercat merah muncul dalam karyanya. DI RUMAH INI LAHI GENER PENERU Bangsa Juga tertulis Hewan P RWAKILAN RAKY...... dst.....
Bintang tamu di artikel ini : Mbah Surip, Superman is Dead.
Para Perupa Pameran ini : AC Andre Tanama, Adi Gunawan, Agapetus Kristiandana, Ariswan Adhitama, Bambang Heras, Byu Wardhana, Butet Kartaredjasa, Djoko Pekik, Dona Prawira Arissuta, Entang Wiharsa, F. Sigit Santosa, Hanafi, Hedi Haryanto, Hermanu, I Made Arpya Palguna, Ipong Purnomosidhi, I Wayan Kun Adnyana, Jefri Guciano, Nasirun, Nooe Ibrahim, Nurkholis, Samuel Indratma, Suatmadji, Teguh Ostenrik, Yerry Padang, Yusmantoro Adi, Komunitas Nitiprayan HITAM MANIS ( I Wayan Agus Novianto, I Nyoman Adiana, I Nyoman Agus Wijaya, Maslihar a.k. Panjul, Putu Sutawijaya, Robert Kan, Yoyok Sahaja). Kurator : Ong Hari Wahyu. Penulis Utama Buku Seni Rupa Gedheg - Politik Rai Gedheg : GP Sindhunata, SJ
--- On Sun, 7/26/09, andre andreas <mataharikusatu@yahoo.com> wrote:
From: andre andreas <mataharikusatu@yahoo.com> Subject: Kontestasi Animal Farm* Dalam Politik Indonesia? (Bag 1 dr 3) To: kerja.pembebasan@gmail.com Date: Sunday, July 26, 2009, 3:41 AM
Politik Rai Gedheg atawa Hewan Perwakilan dan Hewan Pemerintahan Raky…. Animal Farm adalah novel George Orwell tentang perjuangan komune binatang di sebuah rumah peternakan melawan kekuasaan manusia yang menindas. Didalam kisah ini kemudian komunitas binatang terbelah antara para binatang yang mereproduksi model penindasan atau kekuasaan manusia yang menjadi musuhnya atau elitisme dalam menjalankan roda pemerintahan, kelompok pendukung suara binatang adalah suara tuhan (juga dari, oleh dan untuk hewan) dan para pengkhianat yang memihak manusia. Animal Farm dalam artikel memang sedikit beda karena ini metafora komune busuk di kancah Politik. Aktor politiknya Rai Gedheg atawa alias si Muka Tembok. Adakah Animal Farm, adalah negeri antah berantah, atau negeri yang airnya saya minum sekaligus cemari? Sekedar Catatan Dari Ruang Pamer Seni Rupa Rai Gedheg, Bentara Budaya Jakarta 21-30 Juli 2009
Selengkapnya (plus foto-foto karya perupa serta seri 2 dan 3 artikel ini) silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/kontestasi-animal-farm-dalam-politik.html ELEK YO BEN.. NDAK PUNYA MALU…. NEKAD.... NARSIS... NGONGSO Itu ciri-ciri orang yang Rai Gedhek (tebal Muka) yang akhir-akhir ini banyak terjadi di sekeliling kehidupan kita. Kemarin ada Poster wajah saya terpampang di jalan-jalan Gini Bung …. Meskipun saya kayak gini dan itu sebenarnya bukan kapasitas saya.. Itu demi eksistensi… dan kerjaan. Meski pun saya, dulu-dulunya ngak pernah eksis. Itu Cuma siapa tau...saya bisa kepilih Ya .... mau sampean bilang saya itu apa.. Itu ndak jadi soal...
Yang penting inilah saya... Saya ndak mikirkan orang lain.... Yang tak pikir hanya diri saja meskipun saya ndak punya kapasitas (jangan bilang-bilang ya bung) hidup ini harus nekad.. Untung-untungan... zamannya sudah zaman edan.. yang penting saya dapat duluan. ("Testimoni Rai Gedhek" dalam Pengantar Kurasi oleh Ong Hari Wahyu) Apakah memang ini semata soal kapasitas yang tidak memadai atau lebih kepada motif/kepentingan orang-orang yang hanya memikirkan perutnya sendiri? Apakah ini adalah kisah para kandidat yang kelewat pede atau geer, tidak memiliki kapasitas tapi berambisi, tidak bercermin diri, pemimpi yang kemudian gagal dan jadi gila, ataukah ini kisah dengan aktor utama yang lihai dengan siasat licik, manipulasi informasi, money politics. Atawa ((meminjam Alex Luthfi) "manusia yang membabikan dirinya dan kesukaannya merampas hak orang lain" ? Animal Farm atawa HEWAN P RWAKILAN RAKY dus komisi PEMILIHAN hewan (pileghe-pilpreshe, begitu ?) Seturut Alex Luthfi figur babi di dalam jagad pewayangan dikenal dengan sebutan kala srenggi, adalah binatang yang sukanya merusak dan nggawe kisruh lingkungan saja. Tahun 1995 Alex menciptakan karya-karya lukis dengan tema babi berdasi. Kala itu ia melihat kekasaran dan kekerasan sudah menjadi peristiwa lazim di negeri ini. Pemerkosaan, pembunuhan, perampasan hak dan korupsi seperti menjadi kegiatan rutin dan dihalalkan oleh sebagian bangsa ini. Fenomena inilah yang mendorong Alex menciptakan karya yang menurutnya sendiri "mungkin fulgar cenderung kasar dan terang-terangan". Manusia atau objek berkepala babi-berdasi adalah metafora dari kapitalis atau manusia yang membabikan dirinya dan kesukaannya merampas hak orang lain. Dalam pameran kali ini Alex menyumbangkan karya Coalition at Maternity Ward, dimana metafora babi kembali muncul. Dengan mengolah fenomena kebebasan berekspresi yang muncul di tembok-tembok kota, rumah, gedung dan jalan raya, gambar-gambar liar sebagai wujud jeritan hati. Maka sosok babi hitam dewasa, menggendong babi putih, serta grafiti di tembok rumah bercat merah muncul dalam karyanya. DI RUMAH INI LAHI GENER PENERU Bangsa Juga tertulis Hewan P RWAKILAN RAKY...... dst.....
Bintang tamu di artikel ini : Mbah Surip, Superman is Dead.
Para Perupa Pameran ini : AC Andre Tanama, Adi Gunawan, Agapetus Kristiandana, Ariswan Adhitama, Bambang Heras, Byu Wardhana, Butet Kartaredjasa, Djoko Pekik, Dona Prawira Arissuta, Entang Wiharsa, F. Sigit Santosa, Hanafi, Hedi Haryanto, Hermanu, I Made Arya Palguna, Ipong Purnomosidhi, I Wayan Kun Adnyana, Jefri Guciano, Nasirun, Nooe Ibrahim, Nurkholis, Samuel Indratma, Suatmadji, Teguh Ostenrik, Yerry Padang, Yusmantoro Adi, Komunitas Nitiprayan HITAM MANIS ( I Wayan Agus Novianto, I Nyoman Adiana, I Nyoman Agus Wijaya, Maslihar a.k. Panjul, Putu Sutawijaya, Robert Kan, Yoyok Sahaja). Kurator : Ong Hari Wahyu. Penulis Utama Buku Seni Rupa Gedheg - Politik Rai Gedheg : GP Sindhunata, SJ
|
|
No comments:
Post a Comment