Saya terkesan menyaksikan pameran yang digelar oleh Arsitek Muda Indonesia di Gallery Salihara (9-19 September 2009). Menurut saya ini adalah perayaan yang riuh yang dimulai dari kepedulian dan keprihatinan atas kegentingan persoalan-persoalan di kota baik sosial maupun ekologinya, utamanya juga pada nasib orang-orang biasa, orang-orang miskin diperkotaan, hingga keinginan untuk melakukan perubahan atau intepretasi ulang atas konsep-konsep yang usang, dan keberanian untuk mengolah mimpi dan imajinasi yang kaya. Kemudian bagi saya pameran ini kemudian bukan sekedar pekerjaan teknis tukang insinyur, tapi ini sekaligus kerja kebudayaan dan instalasi seni yang menarikPameran dengan label Ruang Tinggal Dalam Kota ini adalah rangkaian acara workshop AMI yang diselenggarakan selama 3 bulan. Workshop ini sendiri menurut Danny Wicaksono dalam katalog pameran adalah ajang atau ruang berpikir dan berdiskusi untuk menyelami masalah-masalah hunian tinggal di dalam kota-kota di Indonesia, dengan harapan lahirnya pemahaman, yang akan membawa peserta kepada ketidakpuasan yang kemudian berujung kepada intepretasi ulang atas sebuah tipologi yang sudah terlalu mapan.Dari proses worshop ini kemudian terjaring 17 proposal dan melalui proses pematangan 14 proposal dipilih untuk disajikan kepada khalayak luas. Ke 14 proposal ini adalahdidedikasikan untuk komuter, mobile house, metabolisme kota, linear city, ruang waktu tinggal, blackout architecture, ruang mimpi, kota skala kita, rumah ini tidak untuk dijual, tropical capsule bungalow, bandung fashion architecture, ruang kembali, nenek moyangku seorang pelaut, animal architectureSaya sepakat dengan Avianti Armand dalam catatannya di katalog pameran melalui artikel "Sebuah Bengkel Kerja", dimana ia mengatakan "Kita memiliki generasi arsitek muda yang berpikiran terbuka, penuh semangat, berani mendobrak peradigma lama dan mengeksplorasi ide-ide baru - yang radikal sekali pun. Antusiasme mereka menunjukkan kepedulian, bukan cuma untuk menguji diri, tapi untuk berbuat sesuatu bagi orang lain. Kota, bisa saja telah membuat kita menjadi sehimpunan orang yang skeptis. Tapi workshop ini, mudah-mudahan, adalah sebutir garam dunia".Saya memang tidak hadir dalam worskhop ini, tapi saya bisa merasakannya dari ruang pamer Ruang Tinggal Dalam Kota ini dan dari proses karya yang terbaca di website Worskhop AMI......... |
http://lenteradiata |
__._,_.___
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment