DENPASAR: Eastmania, sebuah grup jazz internasional, akan menggelar konser bertajuk A Quixotic Flash with Eastmania atau Sebuah Kenangan Manis bersama Eastmania di Puri Santrian Hotel, Sanur, Senin (25/7) petang. Grup musik etnik Bona Alit didaulat sebagai pembuka acara ini.
Penggagas acara Ida Bagus Sidharta Putra mengatakan pertunjukan ini merupakan bagian dari tur Indonesia setelah musisi lintas negara itu tampil di Batam. "Ini merupakan bagian dari promosi pariwisata dan kami berharap mereka bisa memperkenalkan Indonesia kepada komunitas jazz," kata Sidharta yang juga Ketua PHRI Denpasar itu kemarin.
Menurut Sidharta penampilan Eastmania juga merupakan 'pemanasan' dari acara reguler Sanur Jazz Festival yang akan digelar setahun sekali. Namun belum dipastikan kapan festival jazz yang biasanya disatukan dengan Sanur Village Festival itu digelar. Ia yakin festival jazz akan menambah marak kegiatan hiburan dan mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Bali.
Eastmania diprakarsai musisi berdarah Maroko, Ibnu Battuta, yang dikenal dengan petualangan selama 30 tahun ke sejumlah negara. Dalam grup ini ikut bergabung musisi Indonesia Dwiki Dharmawan (piano), selain itu terdapat musisi Kuwait Kamal Musallam (gitar), Paola Repele (vokal) asal Italia, serta dua musisi Timur Tengah Paola Repele (perkusi) dan Israel Varella (drum).
Sidharta, yang akrab dipanggil Gusde, mengatakan grup ini memilih Bali atas usulan Dwiki Dharmawan —yang pernah tampil di Sanur Village Festival 2010— karena memiliki penggemar jazz sangat banyak. Selain itu, para musisi itu bisa mengunjungi tempat-tempat pariwisata dengan harapan bisa mempromosikan kepada audience jazz di negara lain. Dwiki, dengan grupnya yang lain Dwiki & World Peace Ensemble, juga akan tampil dalam acara Concert for Komodo di Pantai Kuta akhir pekan ini.
Gusde menjelaskan konser berkelas internasional ini selalu ditunggu terutama di komunitas jazz kota besar di berbagai negara. Kesempatan hanya semalam ini dimanfaatkan sebaik-baiknya dan meskipun terkesan buru-buru, persiapan dilakukan secara matang sesuai standar Eastmania, baik tata suara, lampu maupun panggung.
Tentang pilihan kepada Alit Bona dengan pertimbangan agar kedua grup bisa saling berdialog. Grup musik pimpinan Gung Alit asal Banjar Bona Kelod, Desa Bona, Gianyar itu juga dikenal dengan permainan musik yang kental dengan instrumen etnik. Beberapa musik garapan Gung Alit dari album Kishi Kishi: Whispering akan dimainkan dalam konser ini. "Siapa tahu keduanya saling menginspirasi dan membuka berbagai kemungkinan peluang untuk tampil di festival jazz yang mereka rekomendasikan," kata Gusde.
Sedangkan Eastmania yang merupakan kolaborasi musisi dari berbagai negara ini akan menampilkan keahlian bermusik dalam suatu paduan harmoni menggabungkan berbagai unsur etnik. Pertemuan para musisi ini telah melahirkan beberapa komposisi jazz yang khusus disajikan semalam di Bali. Eastmania pernah tampil di Java Jazz Festival 2011 belum lama ini.
Tentang Eastmania
Dimulai dari ratusan bahkan ribuan tahun silam, di mana orang-orang dari berbagai belahan benua berani meninggalkan tanah kelahiranya dan pergi mengembara untuk melihat dunia. Dari selatan ke utara, timur dan barat, yang di setiap perjalanan membawa kisah menarik, bertemu orang-orang yang berbeda, bertukar tradisi, pengetahuan baru, pertukaran budaya dan seni termasuk musik, makanan, rempah, obat-obatan, sutra, perhiasan dan banyak lagi yang lain. Meskipun terkadang pertukaran tersebut tidak selalu dalam arti kata baik, namun pada akhirnya percampuran adat dan tradisi menghasilkan sesuatu yang baru dengan tetap menjaga kelestarian dari sumber-sumber aslinya yang nantinya terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Salah satu contoh terbaik dalam hal ini adalah kelahiran dari grup musik Eastmania, yang diprakarsai Ibnu Battuta. Musisi berdarah Maroko ini dikenal sebagai seorang petualang yang pernah melakukan perjalanan selama 30 tahun, menempuh jarak 117.000 km, dari Afrika bagian utara dan barat, Eropa bagian selatan dan timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Asia Tenggara dan Cina bagian timur. Bukunya yang paling terkenal A Donation to those interested in the Curiosities of the Cities and Marvels of the Ways dibaca oleh jutaan penggemarnya.
Eastmania merupakan konsep baru yang berakar masa lalu, bertujuan untuk memberi inspirasi bagi musisi timur. Menjembatani dan memadukan tradisi dan budaya di bidang musik timur dan barat melalui bahasa universal. Sebuah perpaduan yang ditampilkan oleh para artis unggulan dari kedua sisi planet ini. Mengekspresikan sesuatu yang baru yang tidak pernah dijumpai sebelumnya. Melalui perpaduan ini juga diharapkan bisa memberi inspirasi bagi generasi muda agar lebih kreatif dan menghargai warisan budaya khususnya didunia musik.
Personel Eastmania
Kamal Musallam (gitar)
Pria kelahiran Kuait 1970 ini berasal dari keluarga artis dan mulai kenal musik sejak umur 3 tahun. Kamal belajar gitar pada usia 9 tahun dan benar-benar serius pada usia 17 tahun. Sejaki itu dia berkomitmen mendedikasikan diri di dunia musik dan kini menetap di Dubai aktif tampil di berbagai konser musik bersama group tetapnya dan juga sebagai produser.
Dwiki Dharmawan (piano)
Nama Dwiki Dharmawan tidaklah asing lagi didunia musik Indonesia yang lebih dikenal sebagai composer musik orkestra. Dwiki juga aktif di dunia musik jazz dan kolaborasi musik daerah di Indonesia yang sangat beragam.
Paola Repele (vokal)
Lahir dan dibesarkan di Italia, Paola Repele belajar menyanyi seriosa dan jazz di kota Milan dengan Ezia Rolfini. Pada mulanya dia dikenal sebagai penyanyi latar dan penulis lagu, dan sempat terlibat menggarap album Alejandro Sanz "3" dan Alejandro Sanz "Mas" yang terjual lebih dari 40 juta kopi baik di Amerika dan Eropa, serta memenangi 3 Grammy Award. Dia juga sempat terlibat dengan beberapa proyek besar di Walt Disney dan beberapa konser dengan artis ternama. Sebagai penyanyi solo dia sempat merilis CD pada tahun 1998.
Nasser Salameh (perkusi)
Kemampuannya menguasai berbagai jenis alat perkusi dari seluruh dunia selain gaya Arab termasuk gaya Latin seperti conga and bongo membuatnya menjadi musisi unik yang berkelas dunia. Ciri khas dari Nasser adalah keleluasaannya mengembangkan gaya bermain yang sangat alami yang memeberinya ruang untuk berimprovisasi lebih dan mengexpresikan diri sebebas-bebasnya.
Israel Varella (drummer)
Musisi ini dikenal dengan permaianan drum yang nge-jazz dan pernah tampil di sejumlah festival jazz dunia. Dia menggantikan posisi drummer terkenal Billy Cobham yang kali ini berhalangan hadir.